Kemiri, Si Kecil Kaya Manfaat dari Sumatera Utara


Tahukah Anda bahwa Sumatera Utara adalah salah satu lumbung kemiri terbesar di Indonesia? Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, sepanjang tahun 2021 provinsi ini menghasilkan 13.805 ton kemiri.

Daerah penghasil kemiri terbesar adalah Kabupaten Dairi dengan produksi mencapai 6.684 ton—hampir separuh dari total produksi Sumut. Disusul oleh Karo (2.307 ton), Mandailing Natal (863 ton), Simalungun (703 ton), Padang Lawas Utara (442 ton), Deli Serdang (430 ton), Toba (392 ton), Humbang Hasundutan (348 ton), Samosir (322 ton), dan Tapanuli Selatan (288 ton).

Si Biji Kecil dengan Berbagai Nama

Kemiri, atau Aleurites moluccana, dikenal luas di berbagai belahan dunia dengan nama berbeda: candlenut, Indian walnut, candleberry, hingga kukui nut tree di Hawaii. 

Di Indonesia sendiri, penyebutan kemiri sangat beragam: orang Batak menyebutnya gambiri, masyarakat Gayo bilang kemili, orang Sunda mengenalnya sebagai muncang, sementara di Nias disebut buah kareh.

Biji kemiri sudah lama menjadi sahabat dapur Nusantara. Dalam masakan Indonesia maupun Malaysia, kemiri berfungsi sebagai penyedap alami yang menghadirkan rasa gurih khas. 

Teksturnya yang mirip kacang macadamia menjadikannya bahan penting dalam berbagai bumbu dan saus, termasuk dalam kuliner Jawa yang menjadikannya saus kental pendamping sayuran dan nasi.

Lebih dari Sekadar Bumbu

Tak hanya lezat, kemiri juga kaya manfaat. Dari setiap pohon, bisa dipanen 30–80 kg biji kemiri, dan 15–20% di antaranya berupa minyak. Minyak kemiri ini mengandung asam oleostearat dan sangat berguna: mulai dari pengawet kayu, bahan cat, pernis, sabun, isolasi, hingga pelapis kertas anti-air.

Meski lebih sering digunakan untuk kebutuhan lokal, potensi kemiri sebagai komoditas bernilai tinggi sangatlah besar.

Kemiri Girsang: Dari Desa untuk Danau Toba

Di kawasan Danau Toba, ada sebuah usaha kecil yang lahir dari kecintaan pada alam dan tradisi lokal: Usaha Kemiri Girsang. Berlokasi di Kampung Girsang I, Huta Tujuh Maria, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Simalungun, usaha ini menjadi satu-satunya rumah produksi kemiri terbuka untuk wisata edukasi di kawasan Danau Toba.

Tak sekadar memproduksi kemiri kupas sebagai oleh-oleh khas, usaha ini juga fokus pada pemberdayaan perempuan dan keberlanjutan lingkungan. Lewat usaha sederhana ini, kemiri tak hanya menjadi bahan masakan, tetapi juga simbol harapan baru bagi masyarakat desa di tepi Danau Toba.














Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemiri Girsang: Dari Kampung Kecil untuk Dunia

Girsang Candlenut: From a Small Village to the World